STRATEGI PEMBANGUNAN DENGAN PEMERATAAN
STRATEGI
PEMBANGUNAN
Strategi
pembangunan merupakan suatu bentuk cara untuk mencapai Visi dan Misi dalam
bentuk strategi. Dalam sebuah organisasi (pemerintah) diperlukan kinerja yg
baik untuk mengalami kesuksesan atau mengalami kegagalan dari suatu misi
organisasi pemerintah. Untuk mencapai tujuan dan misi organisasi secara
sinergis dan efisien diperlukan faktor – faktor keberhasilan. Untuk
merumuskan strategi maka dibutuhkan analisis lingkungan strategis.
A.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi strategi pembangunan
Jika ingin
mencapai suatu tingkat pertumbuhan yang tinggi, maka faktor yang mempengaruhi
digunakannya strategi tersebut adalah tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah,
akumulasi kapital yang rendah, tingkat pendapatan pada kapital yang rendah,
serta masalah ekonomi yang berat ke sektor tradisional yang kurang berkembang.
Ada beberapa karakteristik perkembangan
ekonomi modern yang ditinjau dari interrelasi, yaitu:
- Tingginya tingkat pengeluaran
perkapita dengan meningkatnya produktifitas tenaga kerja yang cepat
- Tingginya tingkat penghasilan
perkapita yang dapat mengubah tingginya tingkat konsumsi perkapita
- Teknologi yang maju guna
merubah structural skala produk dan karakteristik unit usaha ekonomi yang
dicapai.
B.
Teori Strategi Pembangunan
Strategi Penataan
Kembali Indonesia yang diarahkan untuk menyelamatkan system ketatanegaraan
Republik Indonesia berdasarkan semangat, jiwa, nilai, dan consensus dasar yang
melandasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi
Pancasila; Undang-Undang Dasar 1945 (terutama Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945) ; tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan tetap
berkembangnya pluralisme dan keberagaman dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika.
Strategi
Pembangunan Indonesia yang diarahkan untuk membangun Indonesia disegala bidang
yang merupakan perwujudan dari amanat yang tertera jelas dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 terutama dalam pemenuhan hak dasar rakyat dan
penciptaan landasan pembangunan yang kokoh.
Strategi
Pembangunan Indonesia paradigma Pembangunan untuk semua dalam konteks
Indonesia, kata SBY, hanya dapat dilakukan dengan menerapkan enam strategi
dasar pembangunan.
−
Pertama, menerapkan strategi pembangunan yang inklusif, yang menjamin
pemerataan dan keadilan, serta mampu menghormati dan menjaga keberagaman rakyat
Indonesia.
“Dalam kerangka pembangunan yang inklusif ini, pemerintah telah menjalankan berbagai macam kebijakan. Di antaranya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri,” ujarnya.
“Dalam kerangka pembangunan yang inklusif ini, pemerintah telah menjalankan berbagai macam kebijakan. Di antaranya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri,” ujarnya.
−
Kedua, pembangunan Indonesia haruslah berdimensi kewilayahan.
−
Ketiga, menciptakan integrasi ekonomi nasional dalam era globalisasi.
−
Keempat, pengembangan ekonomi lokal di setiap daerah, guna membangun ekonomi
domestik yang kuat secara nasional.
−
Kelima adalah keserasian antara pertumbuhan dan pemerataan, atau Growth
with Equity. Oleh sebab itu, pemerintah menerapkan Program Keluarga Harapan
(PKH), , BLT, Jamkesmas, BOS, dan Kredit Usaha Kecil (KUR). “Strategi demikian
juga merupakan koreksi atas kebijakan pembangunan terdahulu, yang dikenal
dengan trickle down effect,” ujarnya.
−
Adapun strategi yang terakhir adalah pembangunan yang menitik-beratkan pada
kemajuan kualitas manusianya. Manusia Indonesia bukan sekedar obyek
pembangunan, melainkan justru subyek pembangunan. Sumber daya manusia menjadi
aktor dan sekaligus fokus tujuan pembangunan, sehingga dapat dibangun kualitas
kehidupan manusia Indonesia yang makin baik
C.
Perencanaan pembangunan
Perencanaan
pembangunan sendiri adalah upaya untuk mengantisipasi ketidakseimbangan yang
terjadi yang bersifat akumulatif, atau sebagai peran arahan bagi proses
pembangunan untuk berjalan menuju tujuan yang ingin dicapai sebagai tolak ukur
keberhasilan proses pembangunan.
Ciri perencanaan pembangunan :
a) Berisi upaya untuk
mencapai perkembangan ekonomi
b) Meningkatnya
pendapatan perkapita
c) Merubah struktur
ekonomi
d) Meningkatnya
kesempatan kerja bagi masyaraka.
D.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan strategi pembangunan ekonomi
Pada prinsipnya , pemilihan strategi apa yang akan digunakandala proses
pembangunan sangat dipengaruhi oleh pertanyaan ‘apa tujuan yang akan dicapai…?’
Jika tujuan yang hendak dicapai adalah menciptakan masyarakat yang menjadi,
maka strategi ketergantungan-lah yang mungkin akan dipakai. Jika tujuan yang
ingin dicapai adalah pemerataan pembangunan, maka strategi yang berwawasan ruang-lah
yang akan dipergunakan.
1. STRATEGI PEMBANGUNAN
*Strategi Pertumbuhan*
STRATEGI UPAYA MINIMUM KRITIS (CRITICAL
MINIMUM EFFORT)
Menaikkan pendapatan perkapita pd
tingkat pembangunan berkesinambungan (SUSTAINABLE) : terjadi laju pertumbuhan
penduduk (HARVEY LEIBSTEIN).
Setiap ekonomi tergantung HAMBATAN
& RANGSANGAN.
Hambatan :
menurunkan pendapatan perkapita dari tingkat
sebelumnya.
Rangsangan : menaikkan
pendapatan perkapita.
PERTUMBUHAN PENDUDUK FUNGSI DARI
PENDAPATAN PERKAPITA
Pendapatan naik, meningkatkan laju
pertumbuhan penduduk. Hanya pada titik tertentu, jika melampaui titik tersebut
kenaikan pendapatan perkapita menurunkan tingkat kesuburan. Dan ketika
pembangunan mencapai tahap maju, maka laju pertumbuhan penduduk turun (LEIBSTEIN).
Dengan kenaikan pendapatan perkapita,
keinginan memperoleh anak semakin berkurang. Spesialisasi meningkat dan
Mobilitas ekonomi & sosial : kenyataan mengurus anak sangat sulit dan
mahal. Maka laju pertumbuhan penduduk KONSTAN dan menurun (TESIS KAPILARITAS
SOSIAL DUMONT).
Faktor-faktor mempengaruhi pertumbuhan
pendapatan perkapita dari pelaksanaan Upaya Minimum Kritis :
1.Skala disekonomis internal
2.Skala disekonomis external
AGEN PERTUMBUHAN
1. Pengusaha
2. Investor
3. Penabung
4. Inovator
Kegiatan tersebut membantu
pertumbuhan sehingga memunculkan :
1.
Kewiraswastaan.
2. Peningkatan
sumber pengetahuan.
3. Pengembangan
keterampilan produktif masyarakat.
4. Peningkatan
laju tabungan dan investasi.
*Strategi Ketergantungan *
Tidak sempurnanya
konsep strategi pertama dan strategi kedua mendorong para ahli ekonomi mencari
alternatif lain, sehingga pada tahun 1965 muncul strategi pembangunan dengan
nama strategi ketergantungan. Inti dari konsep ketergantungan adalah:
Kemiskinan di
negara-negara berkembang lebih disebabkan karena adanya ketergantungan negara
tersebut dari pihak/negara lainnya. Oleh karena itu jika suatu negara ingin
bebas dari kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi, negara tersebut harus
mengarahkan upaya pembangunan ekonominya pada usaha melepaskan diri dari
ketergantungan dari pihak lain
Teori
ketergantungan tersebut memang cukup relevan, namun sayangnya telah menjadi
semacam dalih terhadap kenyataan dari kurangnya usaha untuk membangun
masyarakat sendiri (selfdevelopment). Sebab selalu akan gempang sekali bagi
kita untuk menumpahkan semua kesalahan pihak luar yang memeras, sementara
pemerasan yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat kita sendiri dibiarkan
saja.
*Strategi Yang Berwawasan Ruang*
Strategi ini
dikemukakan oleh Myrdall dan Hirrschman, yang mengemukakan sebab-sebab kurangn
mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah yang lebih maju/kaya. Menurut
mereka kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah kaya atau maju
dikarenakan kemampuan/pengaruh menyebar dari kaya ke miskin (spread effects)
lebih kecil daripada terjadinya aliran sumber daya dari daerah miskin ke daerah
kaya (back-wash effect). Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah, bahwa
Myrdall tidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai,
sedangkan Hirschman percaya, sekalipun baru akan tercapai dalam jangka panjang.
*Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok*
Sasaran dari
strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara massal. Strategi ini
selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Indonesia Sedunia (ILO)
pada tahun 1975), dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia idak mungkin
dapat dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber
pada pengganguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada
penciptaan lapangan kerja, peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok, dan
sejenisnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar